“PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI” Jadi Film ke 11 Joko Anwar di produksi oleh Come And Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios
Sounds Of Concert – 21 Oktober 2024 Press Conference Film Ke-11 Joko Anwar yang berjudul Pengepungan Di Bukit Duri film ini di produksi oleh Come and See Picture, bekerja sama dengan Amazone MGM Studios. ini merupakan produksi pertama film Hollywood lengendaris Amazon MGM Studios untuk rilisan film bioskop di Asia Tenggara. Amazone MGM Studios yang sebelumnya merilis film-film Challengers, Blink, Twice, America Fiction, dan Air.
Sinopsis film ini mengisahkan tentang seorang guru pengganti bernama Edwin di tahun 2027, lalu latar ceritanya berada di sekolah Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah dan sekolah ini ternyata menjadi tempat konfliknya!
Dalam acara pengumuman film kesebelas Joko Anwar ini, beberapa pemeran filmnya juga hadir dan diumumkan.Beberapa pemeran yang diumumkan adalah: Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika Banyak nama pemeran baru, menurut Joko Anwar karena dia mencari pemain yang tidak mudah karena karakternya yang sangat sulit diperankan.Namun para pemeran ini adalah aktor yang tepat dan sesuai, membuktikan Indonesia punya talenta aktor luar biasa.
Pengepungan di Bukit Duri menjadi film ke-11 Joko Anwar. Sebelumnya, sutradara berusia 48 tahun ini telah menggarap 10 film dengan ragam genre, mulai dari horor, thriller hingga drama, seperti Janji Joni (2005), Pintu Terlarang (2009), dan A Copy of My Mind (2016). Beberapa film besutannya juga sukses menjadi box office dengan jutaan penonton, di antaranya film Pengabdi Setan (2017) dengan 4,2 juta penonton, Pengabdi Setan 2 (2022) dengan 6,3 juta penonton, dan Siksa Kubur (2024) yang memperoleh 4 juta penonton. Meski baru digarap tahun ini, skenario film Pengepungan di Bukit Duri telah digarap sejak 2007. Setelah 17 tahun, barulah naskah tersebut benar-benar direalisasikan menjadi film.
Joko mengaku dia merasa membutuhkan kematangan yang cakap sebagai sineas untuk menggarap film Pengepungan di Bukit Duri. Di sisi lain, selama itu, dia juga mencoba menajamkan kembali skenario yang telah dibuatnya agar tetap relevan dan dekat dengan penonton.
“Walaupun tetap film ini akan menghibur dari segi karakter, plot, cerita, dan sebagainya, tapi di balik itu juga ada isu yang sangat penting. Saya merasa kalau film ini dibikin saat saya belum cukup dewasa, mungkin akan tidak sampai pesannya,” katanya.